Pengaruh Filsafat Praktis Bagi Mental
Penulis : Magriza Apriansyah
Beberapa orang belajar ilmu filsafat agar lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi sebuah hal dalam kehidupan baik itu masalah atau bahkan sebuah keberuntungan yang ada, dimana belajar ilmu filsafat ini berbeda dengan tulisan-tulisan anak senja atau indie, dimana filsafat belajar sampai ke akar agar memilki pikiran kritis yang luar biasa seperti tujuan belajar ilmu filsafat agar lebih arif dan bijaksana. Namun harus tahu dimana part-part mana saja yang harus dipelajari dalam ilmu filsafat dan orang-orang yang memang menjadi filsuf atau orang yang sudah punya dasar agar tidak jatuh ke dalam filafat yang kadang jurangnya lebih dalam ketika kita tersesat, ketika belajar pikiran-pikiran dasar Socrates, Plato, Alexander Agung dll. yang harus memiliki pedoman kuat agar tidak jatuh ke dalam jurangnya filsafat sebab kita tidak hidup di dalam satu zaman dengan mereka. Orang-orang sekarang belajar filsafat kepada buku-buku yang belum ditafsirkan yang dijual di toko-toko buku setempat, tanpa belajar semantik, hermeneutik orang belajar filsafat secara langsung tanpa ada dasar yang harus dipelajari dahulu sebelum belajar filsafat lebih mendalam. Hal ini merusak mental orang-orang yang belajar filsafat secara praktis, dan terlebih lagi pertolongan pertama tidak mungkin dapat menyembukannya.
Belajar filsafat ini berpengaruh terhadap mental manusia , pada umumnya manusia yang belajar filsafat dasar agar berbicara suatu hal dengan menggunakan analogi namun beberapa kasus saat menganalogikan setiap kasus dengan objek atau kejadian kadang-kadang tidak nyambunng, kasus yang kedua adalah orang yang baru belajar filsafat mentalnya kadang terganggu denngan setiap kasus atau kejadian yang ada dihubungkan teori-teori filsafat sehingga orang yang mendengar akan menjadi bosan, kasus yang ketiga adalah ketika belajar filsafat kita lebih memikirkan bahwa diri kita adalah orang yang paling arif dan bijaksana terhadap suatu hal namun pada dasarnya penilaian orang lain tidak ini pula mengganggu mental diri kita dan orang lain. Tapi kenapa Plato, Socrates, Alexander Agung belajar filsafat mentalnya tidak terganggu ? karena pemikir atau filsuf dijaman itu berdasarkan kejadian asli, pengkajian, pemahaman, penyusunan, dan pemaparan sehingga tidak bersifat praktis dalam menggunakan filsafat yang ada.
Mental-mental orang yang belajar filsafat ini terganggu sebab belajar filsafat hanya berdasarkan teks tanpa pengkajian lebih lanjut, walaupun kita tahu bahwa filsafat dapat menjawab tantangan setiap jaman. Karena orang bisa saja tidak memiliki kepercayaan, terlalu bebas, terlalu santai, atau bahkan sampai menjadi orang yang luntang-luntung karena pengaruh tokoh filsuf yang ia baca seperti Socrates, Plato, Alexander Agung dll. maka akan lebih arif dan bijaksana belajar filsafat harus didampingi oleh seorang guru yang berpengalaman agar tidak salah dalam melangkah, sehingga mental-mental yang tadi disebutkan tidak muncul yang nantinya akan merusak mental yang sudah baik di dalam setiap diri orang-orang yang belajar filsafat. Dan terlebih lagi bilamana belajar filsafat harus di selingi dengan sifat-sifat filsuf pada umumnya dimana mereka membentuk karakter pada dirinya sendiri sebelum dia mengeluarkan teori-teori lewat filsafat yang ada sehingga kita tidak terjerumus ke dalam jurang filsafat yang dalam dimana gelap tidak ada cahaya sedikit pun. Karena tidak sedikit orang yang belajar filsafat pikirannya menjadi terganggu akibat belajar filsafat yang terlalu praktis, hal ini banyak ditemukan di dalam lingkungan sekitar dimana orang-orang menjadi ngalor ngidul akibat belajar filsafat.
Komentar
Posting Komentar